CIOMAS, BOGOR – Di balik kesuburan tanah dan melimpahnya sumber air, puluhan ribu warga Ciomas, Kabupaten Bogor justru hidup dalam kondisi memprihatinkan. “Di Ciomas, banyak banget yang kehidupannya sangat-sangat memprihatinkan. Rasanya nggak percaya lihatnya. Padahal lahan subur, air melimpah. Kok bisa kayak gini ya?” ujar Dr. Nurhayati, Penggiat Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Nasional (YP2N), dengan nada prihatin.
Fakta di Lapangan: Paradoks Kemiskinan di Bumi Subur. Dr. Nurhayati memaparkan temuan mengejutkan saat turun langsung ke Ciomas dimana kondisi sanitasi tragis: “Ini masih bagus. Ada yang parah abis: jorok, kotor. Nongkrong belum mandi. Malas amat kayanya.” Pola Konsumsi Tak Seimbang: “Anaknya jajan seblak, tapi ibunya lebih suka jadi asisten rumah tangga daripada mengolah lahan sendiri.” serta Laju Kelahiran Tinggi: Diduga menjadi pemicu beban ekonomi keluarga, meski belum ada data pasti.
Bogor: Episentrum Kemiskinan Jabar. Data BPS Maret 2024 mengonfirmasikan Bogor sebagai “lumbung masyarakat miskin” Jawa Barat: 507.380 jiwa penduduk miskin (terbanyak se-Jabar). 400.000 lebih di antaranya tersebar di wilayah terpencil Bogor. “Iya, Bogor lumbung miskin di Jabar. 400.000 penduduk miskin Jabar ada di sini,” tegas Dr. Ikhsan, Pakar Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat dari Universitas Padjajaran.
Mengapa Luas Malah MenjadiBeban?
Dr. Ikhsan dan pemerhati kemiskinan menyoroti akar masalah: Wilayah Terlalu Luas: “Bogor luas banget. Akses ke daerah terpencil sulit, program bantuan tidak merata.” CSR Tidak Tepat Sasaran: “Dana CSR sebetulnya banyak. Cuma harus tau cari celah distribusinya.” Tingkat Partisipasi Rendah: Gubernur Jabar sempat menyentil lemahnya sinergi data antara pemda dan BPS.
Solusi adalah dengan membangun jaringan sosial dan komunitas, libatkan komunitas: Dr. Nurhayati menawarkan solusi konkret melalui pendekatan komunitas: “Caranya menumbuhkan dulu kelompok atau asosiasi Pecinta Bogor Sehat. Kita bekerja sama dengan mereka. YP2N punya tanggung jawab, tapi masyarakat Bogor juga perlu peduli.”
Catatan Kritis dari temuan ini adalah paradoks Sumber Daya: Ciomas mewakili ironi wilayah agraris yang gagal mengangkat kesejahteraan warga. Perlu pendekatan holistik: Tak cukup bantuan sosial; butuh revolusi mental, pelatihan produktif, dan penguatan kelembagaan lokal. Hal ini berdampak pada Angka kemiskinan absolut Bogor (507 ribu jiwa) setara dengan populasi satu kota kecil. Jika tidak diintervensi secara sistematis, potensi konflik sosial dan stunting kian mengancam.(Ali)
Catatan: (Sumber Data: BPS Jabar, Wawancara Lapangan, dan Analisis Pakar)