Bogor, YP2N. Setiap tanggal 7 Juni, dunia memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia, sebuah momen penting yang dideklarasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 20 Desember 2018. Peringatan yang dirayakan sejak 2019 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya makanan yang aman bagi semua orang. Ini adalah pengakuan bahwa akses terhadap pangan yang aman bukanlah kemewahan, melainkan hak dasar dan kebutuhan mendasar bagi kesehatan manusia, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Baru saja kita menyelenggarakan hewan kurban dimana mengandung nilai dimensi sosial-ekonomi yang kuat terkait distribusi pangan, khususnya protein hewani. Dengan menyembelih hewan ternak yang sehat dan memenuhi syarat (seperti sapi, kambing, atau domba), kemudian mendistribusikan dagingnya terutama kepada fakir miskin dan kelompok rentan. Ritus kurban menjadi nyata dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein berkualitas. Konkretsitas dari keadilan pangan, sumber daya dialirkan kepada mereka yang seringkali kesulitan memperoleh makanan bergizi. Hari Keamanan Pangan Sedunia menjadi kesempatan berharga untuk mengarusutamakan isu keamanan pangan dalam agenda publik, mendorong kebijakan yang lebih baik, dan pada akhirnya mengurangi beban penyakit bawaan makanan yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Peringatan ini dimotori oleh kolaborasi erat antara dua badan khusus PBB, yaitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang perannya ditegaskan kembali oleh WHO melalui Resolusi WHA73.5 pada 3 Agustus 2020. Setiap tahunnya, kedua organisasi ini bekerja sama dengan negara-negara anggota serta berbagai organisasi terkait lainnya untuk memfasilitasi peringatan, menyediakan pedoman teknis, dan mendorong aksi nyata di tingkat nasional maupun lokal. Kerjasama internasional ini sangat vital mengingat rantai pangan modern yang kompleks dan saling terhubung lintas batas negara.
Tema khusus Hari Keamanan Pangan Sedunia menyoroti pentingnya Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Insiden Keamanan Pangan. Tema ini menggarisbawahi bahwa ancaman terhadap keamanan pangan dapat muncul kapan saja dan di mana saja, dengan dampak yang bervariasi. Baik itu kasus keracunan makanan lokal kecil maupun wabah besar yang melintasi benua, kesiapan sistem untuk mendeteksi, menyelidiki, mengendalikan, dan mengkomunikasikan insiden keamanan pangan secara cepat dan efektif adalah kunci untuk meminimalkan risiko terhadap kesehatan masyarakat dan menjaga kepercayaan konsumen. Hari Keamanan Pangan Sedunia mengingatkan kita semua bahwa menjaga makanan tetap aman adalah tanggung jawab bersama yang berkelanjutan. Kaitan dengan Idul Adha bahwa penyelenggaraan kurban memiliki dampak sosial-ekonomi-pangan yang signifikan. Menjadi bagian dari instrumen redistribusi pangan bergizi (daging) secara massal, menggalang solidaritas sosial, menginternalisasikan nilai-nilai keamanan dan higienitas pangan dalam praktik nyata masyarakat. Dalam konteks membangun sistem pangan yang lebih adil dan aman, nilai-nilai berbagi dan kepedulian yang diwujudkan melalui ibadah kurban memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya kolektif tersebut.
YP2N sebagai bagian dari solidaritas kemanusiaan perlu menjadi bagian dari memperkuat ketahanan pangan komunitas. Dalam konteks Hari Keamanan Pangan Sedunia yang menyerukan tanggung jawab kolektif. Ibadah kurban adalah contoh nyata bagaimana tradisi keagamaan dapat menjadi kekuatan sosial untuk memobilisasi sumber daya pangan, mendidik masyarakat tentang praktik aman, dan memastikan pangan bergizi mencapai mereka yang paling membutuhkan. Sinergi antara prinsip keamanan pangan modern dan nilai-nilai luhur kurban inilah yang memperkuat kontribusinya bagi kesehatan masyarakat dan keadilan pangan.(Ali)